INDONESIA UPDATED. Pelatih timnas Maroko, Benabich Hassan sangat mengapresiasi perjuangan
para pemain Timnas Indonesia U-23 dalam partai final cabang olahraga
Sepakbola Islamic Solidarity Games (ISG) III, di Gelora Sriwijaya
Jakabaring, Palembang, Minggu malam 29 September 2013.
Indonesia
sempat unggul lebih dulu lewat penalti Alfin Tuasalamony pada menit
ke-9. Namun, dua gol Maroko di babak kedua akhirnya membuat tuan rumah
harus puas merebut emas.
Meski begitu, apresiasi tinggi diberikan
kubu Maroko. Menurutnya, penampilan "Garuda Muda" yang dimotori Andik
Vermansyah amat berbahaya.
"Walaupun Indonesia kalah tapi mereka
memiliki para pemain yang mempunyai semangat juang tinggi, apalagi
pemain bernomor punggung 21," ujar Hassan pada jumpa pers usai final.
"Dia
sangat bagus dan mempunyai kecepatan luar biasa saat menguasai bola
serta beberapa kali merepotkan barisan pertahanan Maroko. Meski berbadan
mungil, Dia tidak gentar berduel dengan bek Kami yang berbadan lebih
besar," lanjut pelatih Maroko itu memuji.
Ketika timnya
tertinggal pada babak pertama, Hassan menjelaskan anak asuhnya berusaha
untuk mengejar ketertinggalan. Kemampuan bangkit terus menguasai
pertandingan di babak kedua menjadi kunci keberhasilan timnya untuk
membalikkan keadaan.
"Saya langsung intruksikan kepada para
pemain untuk terus memberikan tekanan ke pertahanan lawan dan hasilnya
dibabak kedua para pemain bisa menguasai pertandingan dan menceploskan
dua gol ke gawang Indonesia," ungkapnya.
Dia menambahkan,
Kemenangan tim Maroko merupakan hasil kerja keras anak asuhnya, walaupun
pada babak penyisihan sempat dikalahkan Indonesia dan akhirnya pada
partai Final kembali bertemu tuan rumah serta berhasil membalaskan
dendam pada pertemuan pertama.
"Selamat kepada seluruh pemain
atas hasil kerja keras sehingga bisa meraih medali emas. Kami memulai
ISG dengan kekalahan dari Indonesia di babak penyisihan dan berhasil
menutup ISG dengan kemenangan di final juga dengan Indonesia," urainya.