Dipartai final beregu putri, Chyntia Melita yang turun di single pertama berhasil mengalahkan single pertama Maroko, Fatima Zahrae dengan dua set langsung 6-3, 6-3. Seperti tidak mau kalah dengan rekannya, Lavinia Tananta yang turun di single kedua juga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyudahi perlawanan Nadia Lalami Laaroussi dua set langsung dengan skor 6-0,6-1.
Sementara pada babak final beregu putra, David Agung Susanto yang turun sebagai single pertama Indonesia masih terlalu tangguh bagi Hasanm Almousa dari Kuwait. David pun berhasil menang dua set langsung dengan skor 6-2, 6-1. Namun kesuksesan ini tidak berhasil diikuti oleh Christopher Rungkat di single kedua. Dia harus mengakui ketangguhan Mohammad Ghareeb setelah kalah 3-6, 2-6. Pertandingan pun akhirnya harus ditentukan melalui nomor ganda.
Indonesia yang menurunkan duet Christopher Rungkat dan Wisnu Adi Nugroho akhirnya memastikan kemenangan setelah sukses mengalahkan pasangan Hasan Almousa dan Mohammad Ghareeb dengan skor 6-3, 6-2.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Tenil Lapangan Indonesia (Pelti) Maman Wirjawan mengaku puas dengan hasil ini. Menurut dia, hasil ini sudah dipresiksinya sejak awal, meski begitu dia juga memuji kualitas dari tim lawan.
"Hasil ini sudah sesuai target kita dari awal, kita berharap kesuksesan ini bisa berlanjut ke nomor pertandingan lainnya di single dan double. Sehingga kita bisa menyapu bersih semua medali yang diperebutkan,"ungkapnya usai penyerahan medali.
Untuk itulah, dia berharap para atlet tidak cepat puas dan lebih fokus pada pemulihan stamina. Apalagi dinomor single dan double jumlah pesertanya lebih banyak yang pastinya akan menguras fisik dan stamina atlet.
Mengenai peluang di nomor single dan double, dia mengatakan masih 50-50, apalagi setelah dirinya melihat permainan dari atlet Kuwait, Oman di putra dan Maroko di kategori putra.
"Kemenangan ini juga sangat membesarkan hati kita dari Pelti, mengingat cabang olahraga tenis lapangan tidak di pertandingan pada SEA Games nanti. Mudah-mudahan ini bisa menjadi modal kita untuk mengikuti kompetisi di Bangkok, Thailand, akhir tahun nanti sebagai pengganti SEA Games, apalagi turnamen itu akan diikuti oleh negara-negara ASEAN," jelasnya.
Pelatih Tenis Indonesia, Febi Widianto mengatakan, keberhasilan dinomor beregu ini tidak terlepas dari kerja keras yang diperlihatkan semua atlet sepanjang pertandingan. Dinomor perorangan dan double nanti, dirinya tetap menargetkan medali emas meskipun tidak mengetahui kekuatan dari lawan-lawan-lawannya.
"Yang penting para atlet bisa tetap menjaga semangat dan motivasinya. Karena seperti kita ketahui ajang multi even seperti ini membuat atlet sangat minim recovery. Secara kualitas, terus terang kita bisa dibilang buta. Karena atlet yang datang semuanya bagus-bagus dan banyak yang belum pernah bertemu seperti Maroko dan Turki. Tetapi saya tetap tekankan agar mereka (atlet) bisa terus menjaga motivasi, semangat dan mental serta fokus pada di setiap pertandingan,"katanya.